Indonesia yang merupakan negara Agraris tentunya mempunyai banyak pontensi dalam pengembangan pertanian dan peternakan sebagaimana digambarkan dalam pertanian terpadu yaitu kolaborasi antara pemanfaatan limbah ternak untuk dimanfaatkan dalam pertanian yaitu tanaman, sayuran (horti).
Peternakan Kelinci merupakan hal yang tak asing lagi bagi dunia ternak di Indonesia, karena dilihat dari perkembangannya yaitu baik yang mengembangkan bibit kelinci lokal maupun kelinci dari luar negeri yang tentunya sekarang ini dibagi dalam 2 (dua) kategori peternakan kelinci yaitu kelinci pedaging dan juga kelinci Hias, tentunya peluang usaha ternak ini cukup menjanjikan karena manfaat dan kebutuhannya terus meningkat baik kelinci pedaging untuk konsumsi maupun kelinci Hias yang harganya cukup lebih tinggi dibanding kelinci pedaging memang tergantung dari jenis dan keunikan si kelinci tersebut.
Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di berbagai belahan dunia. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Kelinci dengan nama latin Lepus curpaeums adalah salah satu hewan yang termasuk dalam keluarga pengerat yang banyak dipelihara orang karena lucu dan juga ada yang dimanfaatkan dagingnya sebagai olahan kuliner yang lezat.
Disamping semua itu ternyata kelinci memiliki berbagai manfaat, bahkan sampai kotorannya pun dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang tentu saja lebih sehat. Sebaiknya jika ingin menggunakan kotoran kelinci sebagai pupuk organik untuk tanaman anda, jangan menggunakan kotoran dari kelinci yang makanannya kebanyakan bukan dari sayur-sayuran atau buah-buahan, carilah kotoran kelinci yang makanannya kebanyakan memakan tumbuh-tumbuhan segar, agar hasil dari pupuk organik lebih bagus. Perlu diketahui sisa-sisa kotoran kelinci tersebut ternyata banyak mengandung unsur nitrogen (N) yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, supaya kadar Nitrogen seimbang sebaiknya ditambahkan bahan yang mengandung unsur Karbon (C), bahan tersebut contohnya seperti serbuk gergaji, nanti dibagian bawah akan dijelaskan bagaimana cara membuat pupuk organik dengan bahan dasar kotoran kelinci.
Adapun untuk membuat pupuk sekaligus Pestisida maut dari Urine kelinci yang pertama harus dilakukan adalah: Mengumpulkan kotoran dan air seni kelinci yang sebelumnya sudah ditampung didalam 1 wadah selama 1 minggu dan didiamkan sehingga mengalami fermentasi. Untuk mengurangi aroma tidak sedap, anda bisa menaburi serbuk gergaji. Seekor kelinci dewasa biasanya dapat menghasilkan 100 cc kotoran setiap harinya.
Setelah proses kegiatan fermentasi selesai, tambahkan air murni dengan perbandingan air dan kotoran 1:10 sehingga bakteri yang ada dapat bekerja dengan maksimal. Kotoran didiamkan semalam dahulu lalu disaring, sehingga bagian yang kasar mengendap di dasar dan menghasilkan dua bahan, yaitu cairan dan padat. Khususnya cairan, sebelum digunakan dapat di sterilisasi dengan direbus hingga mencapai 60-70 C selama 10-15 menit. Diinginkan terlebih dahulu baru siap untuk digunakan sebagai pupuk, entah itu pupuk padat atau pupuk cair.
Penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian Ternak (Balitnak) di Ciawi, Kabupaten Bogor, pada tahun 2005 memperlihatkan urine kelinci mengandung unsur N, P, dan K masing-masing sebesar lebih tinggi 2,72%, 1,1%, dan 0,5% daripada kotoran dan urine ternak lain seperti sapi, kerbau, domba, kuda, babi, bahkan ayam. Apa peran nitrogen (N) pada tanaman? unsur N diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar serta berperan vital pada saat tanaman melakukan fotosintesa dengan membentuk klorofil alias zat hijau daun.
Jika pemakaian urine kelinci tersebut dicampurkan dengan kotoran kelinci, unsur yang bakal terkandung lebih lengkap yakni 2,20% Nitrogen (N), 87% Fosfor (P), 2,30% Potassium (K), 36% Sulfur (S), 1,26% Kalsium (Ca), 40% Magnesium (Mg). Nah berapa sebenarnya produksi urine kelinci? Dari 10 ekor kelinci bisa diperoleh 2 liter urine per hari. Namun perlu dipahami urine kelinci terbaik berasal dari air kencing kelinci berumur 6–8 bulan karena urinenya sudah terbukti mengandung paling banyak unsur N, P, dan K.
Urine kelinci yang sebelumnya difermentasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Fermentasi penting untuk mereduksi atau mengurangi kadar amoniak yang pada ujung proses tersebut terurai menjadi nitrat yang sangat berguna bagi tanaman. Berikutnya urine yang telah difermentasi perlu dicampur air sebelum dipakai. Perbandingannya bisa 10 liter air dengan 0,5 liter urine kelinci fermentasi. Pemakaian umumnya dilakukan dengan penyemprotan pada bagian tanaman, terutama daun. Daun yang disemprot sebaiknya bagian bawah karena di sana terletak stomata yang akan menyerap langsung pupuk cair urine kelinci tersebut ke tubuh tanaman. Pastikan pula penyemprotan tidak berlangsung di saat musim hujan.
Adapun untuk pembuatan skala rumah tangga bahan yang harus disiapkan adalah :
A. Bahan
– 1 liter urine kelinci
– 10 cc atau 1 sendok makan EM4
– 10 cc molases/tetes tebu. Bisa diganti dengan seperempat batang gula merah yang dicairkan.
B. Cara buat
– Taruh urine kelinci didalam jerigen kapasitas 5 liter, campurkan dengan EM4 dan molases/tetes tebu/gula merah
– Kocok jerigen selama 2–3 menit sehingga campuran homogen
– Diamkan di ruang teduh selama 7–8 hari hingga selesai fermentasi. Sesekali buka jerigen untuk membuang gas yang ada. Fermentasi berhasil apabila setelah 7–8 hari, saat tutup jerigen dibuka, tidak berbau lagi.
– Pemakaian 1 liter air dicampurkan dengan 10 cc larutan urine kelinci
C. Manfaat:
Zat perangsang pertumbuhan akar tanaman dan perangsan bunga dan buahpada benih/bibit
Sebagai Pupuk daun organik
Berfungsi sebagai pestisida bisa membuka daun yang keriting akibatserangan thrip, ulat, belalang bahkan tikus.